Rabu, 05 Agustus 2009

Perjalanan (Alm) Mbah Surip, S2 Yang Rela Menjadi Penyanyi Jalanan





Mbah Surip alias Urip Ariyanto emang fenomenal. Gaya nyentrik dan rambut gimbal bikin pak tua plus master filsafat ini mem-booming. Ditambah lagi, Lagu Tak Gendong yang lagi rame di request penggemar musik, jadi makin ngelambungin nama penyanyi fenomenal ini

Dengan rambut gimbal penuh assesories rasta ala penyanyi Reggae, serta dengan tawanya yang lepas Ha ha ha ha telah membuat Mbah Surip dikenal luas masyarakat Indonesia. Sewaktu dengerin lagunya, lucu banget dan sederhana sekali liriknya tapi tetap memiliki arti yang dalam. Namun siapakah sebenarnya Mbah Surip ini ? Bagaimana perjalanan hidupnya sehingga dapat menjadi orang terkenal saat ini ?

Seperti di lansir oleh beberapa blog para mania blogger, inilah profile singkat mbah Surip:
Nama Lengkap : Urip Ariyanto
Nama Beken : Mbah Surip
Tempat Lahir : Mojokerto, Jawa Timur
Tanggal Lahir : 5 Mei 1949
Gelar Pendidikan : STM Brawijaya Mojokerto, Drs, Chemical Engineer from Universitas Sunan Giri, Surabaya east java, and MBA
Resep sehat : Jangan makan yang nggak kamu sukai dan bergaulah dengan orang yang kamu sukai.
Pekerjaan lama : Engineer di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain2
Makanan Favorit : Perkedel kentang
Minuman Favorit : Kopi hitam
Aliran Musik : Reggae
Album: Ijo Royo-royo (1997), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003), dan barang Baru (2004).
Art Community : Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki
Jargon : I Love You Full

Awal Kehidupan Mbah Surip
Mbah Surip dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1949 di Mojokerto Jawa Timur. Dilahirkan dengan nama Urip Ariyanto. Saat ini Mbah Surip berstatus duda dengan empat anak dan sekaligus juga sebagai kakek dengan empat cucu. Menurut pengakuannya Mbah Surip termasuk orang yang senang sekolah, Mbah Surip memiliki ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs. sama insinyur dan MBA. Selain sebagai penyanyi, Mbah SUrip pernah merasakan pengalaman bekerja di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain-lain bahkan pernah bekerja di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania dan California.

Urip Ariyanto (nama asli mbah surip) udah mencoba banyak pekerjaan dalam hidupnya. Bahkan, pria yang senang sekolah ini sempat ke luar negeri untuk bekerja. Pak Tua yang juga sarjana kimia Universitas Sunan Giri, Surabaya ini malah mengaku membiayai sekolahnya dengan menjual sayur basi.

“Saya dulu engineer. Pernah ngebor minyak, pernah kerja di bidang kelistrikan, bangunan, borong-borongan,”

“Sepuluh tahun saya di bidang pengeboran pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain2. Ga’ cuma di Indonesia, tapi juga luar negeri, Kanada, Texas, Yordania, California.”

“Nah, itu, saya bingung lagi. Wong, saya bisa juga cari ketela, ubi, buat bayar sekolah. Sayur basi saya kumpulkan untuk biaya sekolah. Saya senang sekolah. Ada S-1, MBA, akhirnya ya jadi mbah. Saya punya ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs, sama insinyur dan MBA. Termasuk, saya mempelajari geologi,”

Lagu Tak Gendong sendiri diciptakan di tahun 1983 saat bekerja di Amerika Serikat. Intinya, lagu ini berisi pembelajaran. Yaitu, payur tempat manusia belajar salah menjadi benar

“Biasanya, yang dipelajari adalah sesuatu yang benar. Kalau itu, salah menjadi benar.”

“Tafsir sederhananya, Belajar salah itu, yang digendong ya siapa saja, entah baik, galak, nakal, atau jahat. Seperti bus, nggak peduli penumpangnya, entah itu copet, gelandangan, pekerja, ya siapa saja. Sebab, menggendong itu belajar salah,”

“Mungkin dulu bikin begitu, sekarang direnungkan lagi. Dibuat waktu ngebor minyak, tepatnya di California,”

Namun Merasa nasibnya kurang baik, Mbah Surip mencoba peruntungan dengan pergi ke Jakarta. Di Ibukota Jakarta, ia bergabung dengan beberapa komunitas seni seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Pada suatu waktu, nasib menentukan lain. Mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan akhirnya meraih kesuksesan seperti sekarang.

Dalam perjalanan musiknya Mbah Surip telah mengeluarkan beberapa album musik. Album rekamannya dimulai dari tahun 1997 diantaranya, Ijo Royo-royo (1997), Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003) dan barang Baru (2004). Namun ternyata lagu Tak Gendong diciptakan pada tahun 1983 saat Mbah Surip bekerja di Amerika Serikat. Menurut Mbah Surip Filosofi dari lagu ini yaitu Belajar salah itu, yang digendong ya siapa saja, entah baik, galak, nakal, atau jahat. Seperti bus, nggak peduli penumpangnya, entah itu copet, gelandangan, pekerja, ya siapa saja. Sebab, menggendong itu belajar salah.Hmm..

Musisi Jalanan ini juga berbagi soal kepopulerannya. Meski profil mbah surip udah dikenal banyak orang, tapi tetap tampil dengan kesan sederhana.

“”Oh, saya sudah glamor. Apa saja, jalan kaki juga. Sementara ini, hidup saya ya begini. Mungkin selamanya ya nggak apa-apa,”Jargon: I Love You Full sendiri punya makna cinta untuk semua makhluk. Karena suka dengan filsafat, terkadang gaya bicara Mbah Surip pun jadi rada tinggi dan berbobot.. He he.. hee.. Hidup Tak Gendong.. Hidup Reggae..

“Yang penting dalam hidup ini sopan. Memperkenalkan diri, kenal maka sayang,”

”Maksudnya i love you full, cintaku adalah segalanya. Itu adalah jargon Mbah. Jadi, cintaku untuk semua manusia, tumbuh-tumbuhan, dan Tuhan. Untuk semua,’

”Di mana rayuan-rayuan orang yang nggak kelihatan terus bisa memberi gambaran menjadi kehidupan. Carilah orang yang mengerti ekonomi di negeri ini kalau rakyat ingin makmur,”

Mbah Surip tampil juga lewat video klip “Witing Trisno” karangan Tony Q Rastafara di MTV. Ciri khas dari setiap aksinya di panggung musik yaitu selalu ditemani “Gitar Kopong” nya, menyanyi dengan sangat relax dan nyanyi “ngalor-ngidul” dengan gaya-nya yang khas; kocak, gila, dan bebas ekspresi.

Karakter inilah yang membuat Emha Ainun Najib atau Cak Nun sering menggambarkan sosok Mbah Surip adalah gambaran “Manusia Indonesia Sejati” yang tidak pernah merasa susah, tidak pernah gelisah, tidak pernah sedih dan selalu tertawa, meskipun seringkali di ledek orang

Mbah Surip tetap saja tertawa tidak pernah dendam, atau membalas ledekan tersebut. Bahkan terkadang Mbah Surip bingung untuk pulang karena kehabisan ongkos. Hasilnya Mbah Surip mengejawantahkan kesusahannya dalam sebuah lagu “minta ongkos pulang”. Dalam lagu tersebut Mbah Surip bercerita tentang pacarnya, meskipun kita ragu kalau Mbah Surip pernah berpacaran. Pada bait akhir lagunya mbah Surip meminta sesuatu kepada yayangnya (panggilan Mbah Surip kepada pacarnya dalam lagu tersebut)

Yang, boleh ga aku pegang tanganmu ?.. boleh, boleh boleh..
Yang, boleh ga aku cium kamu ?, ..boleh, boleh boleh…
Yang, boleh ga aku minta ongkos pulang ?,… boleh, boleh boleh…

Selain lagu Hit Tak Gendong lagu Mbah Surip lainnya sudah sangat dekat dan bersahabat di telinga Cak Nun dan jamah kenduri cinta, diantaranya: “Bangun Tidur, atau Turunkan harga minyak angin”. Bahkan lagu Tak Gendong sempat di tayangkan video klip nya di stasiun televisi swasta.

Terkadang mbah Surip mambawakan lagu tanpa syair dan tanpa nada dengan judul “diam bersama atau saling memandang” . Namun yang terjadi bukannya penonton diam atau saling memandang malah membuat orang tertawa terbahak-bahak.

Meski Mbah Surip Tak Gendong ini berdandan ala reggae, nyatanya beliau bukanlah penggemar tokoh reggae Bob Marley.

Source : http://www.maubaca.com