Selasa, 13 Januari 2009

Akrobat Mematikan Pesawat Tempur Israel

BUNYI raungan pesawat tempur terdengar sangat keras, memekakkan telinga penduduk kota Rafah, kota di perbatasan Mesir-Jalur Gaza. Semula hanya terdengar suara derunya, tanpa terlihat wujud pesawat. Namun, beberapa saat kemudian muncul empat pesawat tempur Israel, terbang rendah meliuk-liuk di langit kota Rafah.

Itulah tontonan setiap hari penduduk kota Rafah di sisi wilayah Mesir. Para penduduk Rafah, terutama anak-anak kecil, berhamburan keluar rumah dan langsung melongo ke langit untuk menonton pesawat tempur Israel terbang naik dan menukik tajam.

Israel memiliki pesawat-pesawat tempur paling modern di Timur Tengah. Pesawat tempur tipe F-16E, F-15, pesawat pengintai AWACS, dan helikopter Apache buatan AS. Israel kini berusaha membeli pesawat AS tercanggih F-22.


Semua pesawat itu kini menjadi tulang punggung kekuatan udara Israel dalam agresinya ke Jalur Gaza. Pesawat-pesawat tempur Israel itu tidak serta merta melepaskan tembakan rudalnya ke arah berbagai sasaran di Jalur Gaza. Mereka menyemburkan dahulu kembang api dari ekor dan sayapnya yang membuat langit berkelap-kelip penuh cahaya.

Jika terbang siang hari, semburan kembang apinya terlihat bak bintang di siang bolong. Hari makin malam, semburan tembakan kembang api kian menyinari langit Jalur Gaza dan sekitarnya.

Saat-saat menyemburkan kembang apinya itulah, pesawat tempur tadi seperti berakrobat. Namun, setelah itu, Jalur Gaza segera berubah menjadi lautan api dan asap hitam. Pesawat-pesawat tempur itu tanpa ampun menembakkan rudal sesungguhnya ke berbagai sasaran di Jalur Gaza. Semua pemandangan mengerikan ini terlihat dari kota Rafah, Mesir.

Setelah itu, beberapa mobil ambulans melintasi perbatasan menuju Mesir membawa korban luka-luka yang harus dirawat di berbagai rumah sakit di Mesir. Biasanya, korban luka-luka itu dirawat di rumah sakit di kota Arish (sekitar 40 kilometer dari perbatasan Mesir-Jalur Gaza). Para korban luka parah yang tidak mampu ditangani rumah sakit di kota Arish langsung dibawa ke Kairo.

Sasaran utama pengeboman pesawat-pesawat tempur Israel itu antara lain adalah kawasan perbatasan Jalur Gaza-Mesir yang lebih dikenal dengan kawasan Philadelphia. Di kawasan itu diduga kuat terdapat banyak terowongan bawah tanah. Israel menuduh terowongan itu sebagai jalur penyelundupan senjata, amunisi, dan logistik dari Mesir ke Jalur Gaza.

Israel pun berdalih bahwa tujuan utama melancarkan operasi militer besar-besaran ke Jalur Gaza adalah mencegah penyelundupan senjata melalui terowongan dan menghentikan tembakan roket Palestina ke arah Israel Selatan, seperti kota Sderot dan Ashkelon.

Tak heran jika wilayah perbatasan Jalur Gaza-Mesir selalu menjadi sasaran pengeboman pesawat-pesawat tempur Israel. Hampir setiap jam, pesawat tempur Israel menjatuhkan bom di wilayah perbatasan di sisi Palestina.

Oleh karena itu, wilayah perbatasan di sisi Mesir menjadi tempat favorit untuk menonton pesawat-pesawat tempur Israel mengebom sasarannya karena jaraknya yang sangat dekat.

Seringkali antara wilayah perbatasan Mesir dan tempat sasaran pengeboman Israel hanya berjarak 200 hingga 400 meter.

Mengambil hikmah

Hari Minggu dan Senin (12/1), serangan pesawat tempur Israel ke sisi kota Rafah, Palestina, terasa begitu dekat. Suara tembakan dan bom Israel terasa menggetarkan bumi. Gedung terminal penyeberang di dekat pintu penyeberangan Rafah bergetar akibat bom.

Seorang perempuan Mesir, Amal Abdurrahim, tak gentar tetap berorasi di depan para wartawan. ”Lihat, pesawat-pesawat Israel menggempur seenaknya warga Palestina di Jalur Gaza. Pesawat Israel itu tidak pilih sasaran, baik kaum perempuan maupun anak-anak kecil. Di mana para pemimpin Arab dan Islam, mengapa diam saja,” teriak Amal.

Ia berteriak menyerukan, bangsa Arab dan umat Islam harus bersatu menghadapi kekuatan zionis yang makin merajalela. ”Saya terus terang merasa terhina melihat pesawat-pesawat Israel terbang di atas kita. Lihatlah, pesawat-pesawat itu tidak hanya terbang di atas Jalur Gaza, tetapi juga terbang di atas teritorial udara Mesir. Karena itu, Israel jelas melanggar wilayah udara Mesir,” tegas Amal.

Akan tetapi, lanjutnya, semua pemimpin Arab sekarang hanya diam dan tidak berkutik. ”Pesawat-pesawat Israel itu unjuk kekuatan di atas kita, tentu ini sebuah pelecehan,” tambah Amal.

Seorang warga Mesir pemilik sebuah toko di kota Rafah yang tak menyebut namanya mengatakan, pesawat-pesawat tempur Israel yang seenaknya terbang di atas wilayah Mesir memberi pesan bahwa kita harus belajar dari semua ini. Mengambil hikmah dari kejadian ini.

”Kita harus bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan kita dari Israel. Kita harus belajar teknologi canggih. Unjuk kekuatan pesawat-pesawat Israel itu menunjukkan bahwa bangsa Arab kini lemah dan tidak berdaya,” katanya lagi.

Ia menyatakan, zaman sekarang adalah zaman kekuatan. ”Kita harus kuat agar dihormati orang lain. Kalau ingin mengalahkan Israel, kita harus lebih kuat dari Israel,” tambahnya.

Itulah pemandangan dan kejadian sehari-hari di kota Rafah, baik di sisi Mesir maupun Palestina, sejak agresi Israel dimulai pada 27 Desember lalu hingga hari ini. (Mustafa Abd Rahman dari Rafah)


Sumber : Kompas Cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar