Selasa, 13 Januari 2009

Penurunan Harga BBM-TDL Jangan Jadi Komoditas Politik

JAKARTA, SENIN - Kalangan pengusaha mengharapkan penurunan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL) bukan sekedar komoditas politik.

"Pengusaha berharap berbagai langkah ini dapat mencapai sasaran sehingga mampu meningkatkan daya beli rumah tangga dan mampu mengurangi ancaman PHK," kata Bambang Soesatyo Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Indonesia dalam pesan singkatnya, Senin (12/1).

Menurut dia agar tepat sasaran, pemerintah harus fokus dan selaras. "Jangan lagi ada perbedaan persepsi antara Istana 1, Istana 2 dan Lapangan Banteng (otoritas Fiskal) serta Kebon Sirih (otoritas Moneter)," ujar Bambang.

Otoritas moneter juga, lanjut Bambang, harus bekerja keras sebagaimana telah diperlihatkan otoritas fiskal. Seperti diketahui, pemerintah telah mengalokasikan paket stimulus lebih Rp 50 triliun, menurunkan harga BBM dan akan menurunkan tarif dasar listrik (TDL). "Semua langkah itu bertujuan menangkal dampak krisis.

"Bank Indonesia memang telah menurunkan BI Rate menjadi 8,75 persen. Namun, perbankan mengaku punya kendala untuk menurunkan suku bunga, karena likuiditas kering dan tingginya resiko bisnis di dalam negeri," paparnya.

Pengusaha, menurut Bambang, berharap BI berupaya menerobos kebuntuan arus kredit sekarang ini. Selain mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit modal kerja dan investasi.

"Misalnya dengan melonggarkan GWM dan menjamin pinjaman antarbank serta menurunkan kembali BI rate hingga 8,5 persen," katanya.

Hasanuddin Aco
Sumber : Persda Network

Tidak ada komentar:

Posting Komentar