Kamis, 15 Januari 2009

Badai Charlotte Meluruh, Hujan Merata


Gambar : TROPICAL CYCLONE ' CHARLOTTE' dilihat dari Citra Satelit 11 Januari 2009, pukul 07.00 WIB




JAKARTA, RABU - Badai tropis Charlotte yang secara tidak langsung menimbulkan cuaca memburuk di wilayah perairan Indonesia sejak Minggu (11/1) hingga Selasa (13/1) akhirnya meluruh. Dampak yang ditimbulkan berupa perubahan wilayah pertumbuhan awan hujan kini makin merata, tidak lagi konvergen atau terpusat di wilayah-wilayah tertentu.


”Wilayah hujan yang makin merata itu mengurangi intensitas hujan lebat,” kata Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudianto, Selasa (13/1) di Jakarta.

Meski demikian, untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat, BMKG tetap menyatakan beberapa daerah agar waspada terhadap hujan deras, petir, dan angin kencang, setidaknya di beberapa wilayah hingga Kamis pekan ini. Wilayah tersebut meliputi Sumatera bagian selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Papua Tengah dan Papua Timur bagian selatan, Jawa bagian utara dan barat, serta Bali dan Nusa Tenggara.

BMKG memprediksikan pula keadaan serupa masih berlangsung pada 16 hingga 19 Januari 2009 di wilayah Sumatera bagian selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Tenggara, Papua Timur bagian selatan, Jawa bagian barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Petugas BMKG dari Bidang Informasi Meteorologi Maritim, Hasneni, kemarin juga menjelaskan, saat ini terjadi pola angin yang membentuk pusaran laut dengan kecepatan udara rendah di wilayah perairan utara Biak dan Manokwari. Keadaan demikian juga berpeluang menimbulkan cuaca buruk dengan wilayah yang dinaungi awan dan petir.

Intensitas badai

Kukuh menyatakan, periode bulan Januari sampai Februari akan menunjukkan intensitas badai tropis di belahan bumi selatan mulai memuncak hingga dua sampai empat kali dalam sebulan. Dampak cuaca buruk akan makin terasa sehingga makin berpeluang mengganggu pelayaran maupun penerbangan, berikut pula menimbulkan hujan lebat yang berpotensi mendatangkan banjir serta tanah longsor.

”Intensitas badai yang memuncak sekarang bisa dilihat dari adanya pusat tekanan rendah di sekitar lokasi badai Charlotte yang meluruh. Kondisi pola angin di wilayah Indonesia hingga kemarin juga belum berubah, dibandingkan sewaktu badai tropis Charlotte masih aktif,” kata Kukuh.

Badai tropis atau siklon Charlotte aktif sejak 11 hingga 13 Januari 2009, diawali pusat tekanan rendah yang terpantau sejak 6 Januari 2009. Selama aktif menjadi siklon dalam tiga hari itu, badai Charlotte menimbulkan berbagai kecelakaan pelayaran di Indonesia yang menenggelamkan ratusan warga hingga tewas.

Badai tropis itu juga menimbulkan tarikan massa udara dari wilayah tekanan udara tinggi di daratan Asia sehingga menimbulkan pergerakan angin kencang dari utara ke selatan. Angin kencang di permukaan laut akhirnya menimbulkan gelombang tinggi hingga menerpa bagian pantai sebelah utara di beberapa pulau di Indonesia.

Mengenai kemunculan badai tropis di belahan bumi selatan pada periode sekarang, Kukuh mengatakan, sudah dua kali badai selama Desember 2008. Kedua badai tropis itu dinamai Dolphin (masa aktif 15-17 Desember 2008) dan Billy (masa aktif 18-29 Desember 2008).

Nawa Tunggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar