Jumat, 16 Januari 2009

Gaza Kehabisan Lahan Makam. IsraeL belum stop..?!


Seorang ayah membopong jenazah putranya berusia setahun yang menjadi korban serangan Israel di Gaza, Senin (5/1).



GAZA, KAMIS — Jumlah korban serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina, yang mencapai 1.000 orang ternyata mencuatkan masalah baru. Warga Gaza kesulitan mencari lahan kosong untuk menguburkan para korban yang terus bertambah.

Ya, tanah pemakaman di Gaza banyak yang penuh karena telah menampung tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa akibat serangan Israel. Bahkan, beberapa lahan pemakaman yang sudah ditutup di kota Gaza terpaksa dibuka kembali akibat keadaan ini.

“Seluruh wilayah Gaza menjadi tanah pemakaman,” cetus Salman Omar (24), seorang penggali kubur di Pemakaman Sheik Radwan. Saking sempitnya lahan pemakaman di Gaza, satu keluarga terpaksa dimakamkan di liang yang sama. Seperti seorang anak yang dimakamkan bareng dengan kakeknya atau tiga anak yang masih bersaudara dimasukkan liang lahat yang sama dengan bibinya.

Di Sheik Radwan, aktivitas penguburan jenazah menjadi pemandangan sehari-hari. Makam-makam lawas dibongkar, tulang yang terlihat disisihkan untuk memberi tempat bagi jenazah baru yang akan dimakamkan.

“Jika ada orang yang mati sahid, Anda harus menguburkannya dengan segera. Saat akan menguburkannya, akan dicari mana makam keluarganya yang sudah ada. Apakah itu makam nenek, paman, ataupun ibunya. Bila ada tiga atau empat jenazah, ya dikuburkan di liang lahat yang sama,” ujar Omar.

Gaza memang memiliki luas wilayah yang tidak terlalu besar. Lebarnya hanya 10 km dengan panjang 40 km. Inilah yang membuat warga kesulitan mencari lahan baru untuk mengubur korban-korban tersebut. Sebenarnya ada satu tanah pemakaman, Martyrs Cemetery, yang memiliki lahan sisa cukup luas.

Namun, karena bombardir Israel dan serangan darat yang bertubi-tubi, membuat penduduk kesulitan menuju area tersebut.

Tak hanya itu, gencarnya serangan Israel membuat penduduk Gaza berpacu dengan waktu saat menggali kubur bagi para korban. Seperti yang dituturkan Iyad Samouni (26), seorang warga Gaza. Ia sempat menguburkan tiga kemenakannya, masing-masing Mohammed (5 bulan), Mutasim (1 tahun), dan Ahmed (2 tahun). Keluarganya dengan cepat menggali kubur bibi mereka untuk menempatkan tiga kemenakannya itu di sana pekan lalu.

“Kami menguburkan mereka dengan cepat. Kami takut terkena bom. Beberapa saudara saya juga mencoba membuka kuburan lama untuk menyiapkan tempat bagi mereka yang sudah meninggal. Namun, kami tidak memiliki banyak waktu,” ujar Samouni.

Ketiga kemenakan Samouni menjadi korban di sebuah "rumah jebakan" yang disiapkan tentara Israel. Di mana mereka bersama ratusan orang lainnya dikumpulkan dalam satu rumah dan diserang 24 jam kemudian.

Entah lahan pemakaman mana lagi yang akan digali warga Gaza jika korban terus bertambah. Hingga hari ke-19, serangan Israel tak jua berkurang, bahkan lebih gencar. (AP/TIS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar